Selasa, 06 September 2011

Empat Jenis Manusia

Yang pertama tak berlidah dan tak berhati.
Mereka adalah manusia biasa, bodoh dan hina. Mereka tak pernah ingat kepada Allah. Tiada kebaikan dalam diri mereka. Mereka bagai sekam tak berbobot, jika Allah tak mengasihi mereka, membimbing hati mereka kepada keimanan pada-Nya sendiri.
Waspadalah, jangan jadi seperti mereka. Inilah manusia-manusia sengsara dan di murkai oleh Allah. Mereka adalah penghuni-penghuni neraka. Kita berlindung kepada Allah dari mereka. Hiasilah dirimu dengan ma’rifat. Jadilah guru kebenaran, pembingbing ke jalan agama, pemimpinnya dan penyerunya. Ingat, bahwa kau mesti mendatangi mereka, mengajak mereka kepada ketaatan kepada Allah dan memperingatkan mereka akan dosa terhadap Allah. Maka kau akan menjadi pejuang di jalan Allah dan akan dipahalai, sebagaimana para nabi dan utusan Allah. Nabi suci Saw berkata kepada Ali r.a. :
“jika Allah membimbing seseorang melalui pembimbinganmu atasnya, adalah lebih baik bagimu daripada tempat matahari terbit.”
- Yang kedua berlidah tapi tak berhati.
Mereka berbicara bijak, tapi tak berbuat bijak. Mereka menyeru orang kepada Allah, tapi mereka sendiri jauh dari-Nya. Mereka jijik terhadap noda orang lain, tapi mereka sendiri tenggelam dalam noda. Mereka menunjukan kepada orang lain kesalehan mereka, tetapi mereka sendiri berbuat dosa besar terhadap Allah. Bila sendirian mereka bagai srigala berbusana. Inilah yang manusia tentangnya Nabi memperingatkan. Ia bersabda :
“Hal yang paling mesti ditakuti, yang aku takuti, oleh pengikut-pengikutku, yaitu orang berilmu yang jahat.”
Kita berlindung kepada Allah dari orang semacam itu. Maka dari itu, menjauhlah selalu dari orang seperti itu, agar kau tak terseret oleh manisnya lidahnya, yang kemudian api dosanya akan membakarmu, dan kebusukan ruhani serta hatinya akan membinasakanmu.
- Yang ketiga, berhati tapi tak berlidah, dan beriman.
Allah telah memberinya dari makhluknya, menganugrahinya pengetahuan tentang noda noda dirinya sendiri, mencerahkan hatinya dan membuatnya sadar akan mudharatnya berbaur dengan manusia, akan kekejian berbicara dan yang telah yakin bahwa keselamatan ada dalam ke-diam-an serta keberadaan dalam sebuah sudut, sebagai mana sabda Nabi saw : ” Barang siapa senantiasa diam, maka ia memperoleh keselamatan, sesungguhnya pengabdian kepada Allah terdiri atas sepuluh bagian, yang sembilan bagian adalah ke-diam-an.”
Maka orang ini adalah wali Allah dalam hal rahasia-Nya, terlindungi, memiliki keselamatan dan banyak pengetahuan, terahmati dan segala sesuatu yang baik ada padanya. Ingatlah, bahwa kau mesti senantiasa bersama dengan orang semacam ini, layanilah ia, cintailah ia dengan memenuhi kebutuhan yang dirasakannya, dan berilah ia hal-hal yang menyenangkan. Bila kau melakukan yang demikian ini, maka Allah akan mencintaimu, memilihmu dan memasukkanmu ke dalam kelompok sahabat dan hamba saleh-Nya di sertai rahmat-Nya.
- Yang ke empat ialah manusia yang diundang ke dunia gaib, yang di busanai kemuliaan.
Barangsiapa mengetahui dan bertindak berdasarkan pengetahuannya dan memberikannya kepada orang lain, maka ia diundang ke dunia gaib dan menjadi mulia, orang semacam itu memiliki pengetahuan tentang Allah dan tanda-Nya. Hatinya menjadi penyimpan pengetahuan yang langka tentang-Nya, dan ia menganugrahkan kepadanya rahasia-rahasia yang di sembunyikan-Nya dari yang lain. Ia memilihnya, mendekatkannya kepada-Nya sendiri,membimbingnya, memperluas hatinya agar bisa menerima rahasia-rahasia dan pengetahuan-pengetahuan ini, dan menjadikannya seorang pekerja dijalan-Nya, penyeru hamba-hamba-Nya kepada jalan kebajikan, pengingat akan siksaan perbuatan-perbuatan keji, dan hujjatullah ditengah-tengah mereka, pemandu dan yang terbimbing, perantara dan perantaraannya di terima, seorang shiddiq dan saksi kebenaran, wakil para nabi dan utusan Allah, yang bagi mereka limpahkan rahmat Allah.
Maka, orang ini menjadi puncak umat manusia. Tiada maqam diatas ini, kecuali maqam para nabi. Adalah kewajibanmu untuk berhati-hati, agar kau tak memusuhi orang semacam itu, tak menjauhinya dan tak melecehkan ucapan-ucapannya. Sesungguhnya keselamatan terletak pada ucapan dan kebersamaan dengan orang itu. Sedang kebinasaan dan kesesatan terletak pada selainnya; kecuali orang yang di karuniai oleh Allah daya pertolongan yang membawa pada kebenaran dan kasih sayang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar